Sumber Gambar : Tan Malak |
SI GODAM : Pengakuan luar negeri itu bukanlah
syarat hidupnya Republik Indonesia .
SI TOKE : Memang kita mau mendapatkan simpati
dari semua negara lain di dunia. Kalau kita tidak bisa mendapatkan simpati dari
semua negara lain, cukuplah sudah dari Sekutu saja. Tetapi bagaimana jalan
mendapatkan simpati Sekutu itu?
DENMAS : Tuhan membentuk manusia serupa dengan
bentuknya sendiri. Sekutu juga akan lebih menyetujui bentuk negaranya sendiri.
Sekutu sudah berperang menghancurkan fasisme. Sekarang bentuklah negara yang
tiada bercorak fasisme! Tentu akhirnya Sekutu akan akui.
MR. APAL : Memang bentuk Republik dan isi
demokrasilah yang cocok dengan perasaan Sekutu. Maka dari itu marilah kita
adakan tata negara yang demokratis, pemerintah yang dipilih menurut kehendak
rakyat. Akhirnya perlakukanlah rakyat asing di negara kita ini menurut
Undang-Undang Internasional dan akuilah kehendaknya Sekutu! Dengan begitu kita
akan mendapat simpati, persetujuan, dan pengakuan dari Sekutu.
SI TOKE : Tetapi bagaimana kalau Inggris mau
memakai Belanda- Nica sebagai perisai? Bagaimana kalau Inggris seperti
imperialismenya di Afrika, Asia, dan Indonesia , membikin perjanjian buat
diinjak-injak dan menipu saja? Di mana imperialisme Inggris pernah berlaku
jujur terhadap bangsa berwarna? Apakah kita sendiri tidak akan dianggap
berkhianat terhadap Negara Indonesia ,
jika kita sandarkan sikap kita atas kepercayaan pada kejujuran satu
imperialisme yang belum pernah berlaku jujur, dalam sejarahnya yang sudah kita
kenal?
SI PACUL : Inggris katanya diserahi oleh Sekutu
pekerjaan buat melucuti senjata Jepang. Tetapi di mana-mana Inggris mengadu
Jepang dengan Indonesia .
Di Magelang dan Semarang Jepang dibohongi oleh Inggris. Katanya orang Indonesia sudah
membunuh para pembesar Jepang. Di Bandung Jepang tiba-tiba menyerang rakyat atas
persetujuan Inggris. Di Pesing, dekat Jakarta ,
serdadu Jepang diperintah oleh Inggris menembak orang Indonesia .
Begitu pula di Palembang
dan semua tempat lain. Berapa ribu rakyat Indonesia
mati karena politik Inggris mengadudomba Jepang dengan rakyat Indonesia .
SI TOKE : Sebenarnya Republik Indonesia bisa,
wajib, dan berhak melucuti senjata Jepang. Itu mulanya dilakukan oleh rakyat
Indonesia di Surabaya, Yogyakarta, Magelang, Bandung ,
dan Malang .
Semuanya bisa berjalan baik, kalau di belakangnya Inggris tidak memerintahkan
Jepang menggempur rakyat Indonesia .
SI PACUL : Lagipula Inggris katanya cuma mau
melayani orang tawanan Eropa! Tetapi apa yang dikerjakannya? Inggris memasukkan
Nica bersenjata lengkap dari luar negeri buat menghancurkan Republik Indonesia . Dia
memakai organisasi damai seperti Palang Merah dan RAPWI buat mempersenjatai dan
mengerahkan tawanan Belanda buat menyerang rakyat Indonesia di mana-mana.
SI TOKE : Satu kali Inggris duduk di satu tempat,
di sana Nica keluar, memperkosa merampas harta
dan menembaki rakyat Indonesia .
Apalagi tempat itu kacau, karena rakyat Indonesia melawan, maka Inggris
adakan pemerintah militer. Ini artinya membatalkan pemerintah Republik.
SI PACUL : Jadi teranglah sudah maksud Inggris
yang sebenarnya ialah: Duduki satu kota Indonesia ,
keluarkan Nica buat mengacau dan adakan pemerintah militer. Kalau semua tempat
penting sudah diduduki tentara Inggris, ketentraman tercapai, maka dari
kantongnya imperialisme Inggris akan dikeluarkan bonekanya, yakni Nica. Sesudah
beres maka kapitalis kebun, minyak, dan pabrik Inggris akan kembali ke Indonesia menguasai arah-arahnya hasil Indonesia dan
menguasai hasil itu sendiri, lebih dari sebelum masa perang. Bersama dengan
jagoannya Belanda maka rakyat Indonesia
akan diperas, ditelanjangi, dan ditendangtendang buat membangunkan negeri
Belanda dan Inggris yang jatuh ke lembah kemiskinan dan kemelaratan itu.
SI GODAM : Bajing itu bisa hilang bulunya, tetapi
tak akan hilang nafsunya buat mencuri kelapa. Selama giginya ada, tak ada
kelapa yang boleh dipercayakan kepadanya. Muslihat yang benar ialah mencabut
giginya atau memotong lehernya sama sekali.
SI PACUL : Perumpamaan lagi. Pastikan saja!
SI PACUL : Perumpamaan lagi. Pastikan saja!
SI GODAM : Selama peraturan ekonomi, politik, dan
sosial Inggris masih seperti sekarang, yaitu kapitalis, selama itulah pula
nafsunya buat menjajah negara lain bergelora. Imperialisme Inggris bisa
pura-pura jujur kalau ada “pelor” di depan dadanya. Persis seperti kucing patuh
jinak selama ada tongkat di depannya. Begitu juga Belanda.
SI PACUL : Betul sekali ususnya prajurit Inggris
dan Belanda tak kuat menghadapi pelor Jepang pada peperangan di Malaka dan Indonesia .
Sekarang pun ususnya kendor kalau bertemu muka dengan prajurit Indonesia .
Golok atau bambu runcing saja sudah membikin serdadu Inggris atau Nica gementar
seperti tikus melihat kucing. Belum pernah tentara Inggris atau Nica dalam
perjuangan seorang lawan seorang. Tetapi dalam tank baja dan kapal udara yang
terbang tinggi mereka amat berani.
SI GODAM : Tetapi muslihat kita tak bersandarkan
senjata lahir semata-mata.
SI PACUL : Apa senjata muslihat kita?
SI GODAM : Pertama keyakinan dan konsekuensi.
Syarat adanya Republik Indonesia
terletak semata-mata atas kemauan rakyat Indonesia saja. Pengakuan negara
lain tiadalah menjadi syarat adanya republik kita. Melainkan syarat buat
berhubungan baik dengan negara lain. Berhubung dengan sahnya Republik Indonesia
menurut keyakinan kita, maka diplomasi kita mesti dipusatkan pada daya-upaya
lahir dan batin memberi keyakinan pada dunia lain, bahwa kita mau dan bisa
berlaku sebagai satu Negara Merdeka yang mempunyai “kehormatan atas diri
sendiri”.
SI PACUL : Jadi dengan berpikir, berkata, dan
berlaku seperti orang merdeka, kita bisa merebut hati, simpati, persetujuan,
dan pengakuan Rakyat Merdeka atau Rakyat yang mau Merdeka di dunia luar.
SI GODAM : Tepat Cul! Bukan dengan sikap masa
bodoh dengan tipuan dan kecerobohan negeri asing “Kalau sudah ditipu terus
percaya. Sudah ditendang terus minta terima kasih”. Sikap budak semacam itu
tidak akan mendapatkan pengakuan sebagai negara merdeka, melainkan sebagai
budak, lagipula persetan sama putusan Sekutu, yang tidak diketahui apalagi
disetujui oleh rakyat Indonesia, nyata pula negara besar seperti Rusia,
Tiongkok, dan Amerika tiada menyetujui tindakan Inggris, perfide Albion itu.
Diplomasi Indonesia Merdeka bukanlah diplomasi mengemis dan menerima! Diplomasi
berjuang dan merebut, itulah diplomasi kita.
Bersambung...!!!