Sumber Gambar : Tan Malaka |
SI TOKE : Apa kabar yang paling akhir? Bagaimana
keadaan kita sekarang?
SI PACUL : Saya juga bukan ahli, Kek! Saya juga
mendapat pertanyaan dari surat
kabar
dan radio. Tetapi semalam kebetulan berjumpa beberapa teman yang baru kembali dari semuamedan
pertempuran kecuali dari seberang.
dan radio. Tetapi semalam kebetulan berjumpa beberapa teman yang baru kembali dari semua
SI TOKE : Kabarkan, Cul, bagaimana keadaan
pertempuran kita?
SI PACUL : Bermula marilah kita sebentar
mengheningkan cipta buat ribuan rakyat dan prajurit perwira Indonesia yang tewas dalam medan pertempuran. Kedua, marilah kita
peringatkan pula bahwa kini tiga setengah bulan Republik Indonesia
berdiri. Bandingkanlah perubahan jiwa Rakyat Indonesia, di masa 3½ abad di
bawah telapak imperialisme Belanda dan 3½ tahun di bawah telapak imperialisme
Jepang dengan 3½ bulan di bawah iklim kemerdekaan.
SI TOKE : Berbeda Cul, seperti siang dan malam.
Jiwa berserah sekarang menjadi jiwa dinamis berontak. Semangat takluk dan
percaya pada pimpinan asing, sekarang bertukar menjadi semangat melawan dan
percaya pada pimpinan negara sendiri, sama diri sendiri, bahkan sama tombak
bambu dan golok sendiri. Siapa sangka Cul, penjelmaan yang begitu besar bisa
terjadi dalam tempo sependek itu.
MR. APAL : Baru saja saya kembali dari perjalanan
dari Anyar ke Surabaya .
Terlampau melebihi kalau saya katakan bahwa sepanjang jalan tiap-tiap km
diperhentikan. Oleh siapa? Bukan oleh musuh polisi Belanda atau kempei Jepang.
Melainkan oleh rakyat jelata Indonesia
atas dorongan kalbunya sendiri. Siang malam mereka berjaga-jaga mengawasi
mata-mata musuh yang memang berkeliaran mencari-cari kelemahan.
DENMAS : Di masa Diponogoro cuma rakyat Jawa
Tengah saja yang berjuang, tak pula seluruhnya. Di masa Imam Bonjol cuma
sebagian kecil rakyat Minangkabau yang bertempur dengan Belanda. Di masa Teuku
Umar, cuma rakyat Aceh saja yang berperang. Tetapi sekarang seluruh Jawa sudah
bertempur. Seluruh Sulawesi, seluruh Kalimantan ,
dan seluruh Sumatera sedang bangun serentak mengikuti jejaknya Jawa.
MR. APAL : Perjuangan sekarang ialah perjuangan
nasional yang sebenarnya! Inilah yang diimpikan oleh kaum nasionalis semenjak
40 tahun ini.
SI TOKE : PerjuanganIndonesia sudah betul-betul menjadi
perjuangan internasional. Dewan Selong menyatakan simpatinya terus terang
berpihak Indonesia .
Buruh Australia memergoki
kapal Belanda yang mengirimkan senjatanya ke Indonesia
buat memukul Republik Indonesia .
Tentara Australia
membantu pemberontak Indonesia di Kalimantan. Rusia dan Tiongkok mengakui
Republik Indonesia .
Dari Amerika pun terdengar suara simpati dari sebagian penduduk di sana . Begitu pula dari
sebagian kaum buruh Inggris. Tetapi Cul, apa jawabnya pertanyaan saya yang
bermula? Apa kabar yang paling akhir? Bagaimana keadaan pertempuran kita?
SI TOKE : Perjuangan
SI PACUL : Semuanya yang direntangkan di atas
memang berhubungan rapat dengan keadaan kita sekarang. Tentang keadaan
pertempuran lebih kurang amat menyenangkan. Kabar radio dan kabar temanku yang
baru kembali dari Surabaya mengatakan bahwa Surabaya yang hampir
rusak binasa itu sudah digenangi air. Inggris dan Gurkha-nya boleh terus
menduduki Surabaya
tetapi tank, truk, dan meriam besarnya baiklah mereka angkut saja ke tempat
yang kering. Sebagian besar dari rakyat yang tak ikut bertempur sudah
menyingkirkan diri. Biarlah Inggris-Nica dan seluruhnya insyaf bahwa rakyat Indonesia
selain jiwa raganya juga siap sedia mengorbankan semua. Katanya buat membela
kemerdekaan negaranya. Rakyat Indonesia
juga insyaf bahwa di luar kota
“mesinnya” tentara Inggris yang modern itu sudah kalah, mustahil berjalan
terus!
SI TOKE : Bagaimana keadaan di lain tempat?
SI PACUL : Magelang, bekas benteng Belanda yang
dahulu amat kuat itu sudah kita rebut kembali. Tentara Inggris sekarang terkepung
dalam rawa, juga benteng Belanda, yang dahulu dianggap kuat. Di Jakarta dan
sekitarnya pertempuran hebat terus menerus berlaku. Di Bandung dan sekitarnya,
rakyat mendesak ke dalam kota .
Di mana-mana gedung besar-besar dipertahankan oleh pemuda dengan gagah berani,
di luar dugaan bermula. Di Bandung pemuda-pemuda pun tak ketinggalan.
Seringkali Jepang dipakai oleh Inggris melawan Indonesia . Begitu keadaan di Jawa,
Sulawesi, Kalimantan , dan Sumatera. Umumnya
tentara Indonesia
lebih ulung dan lebih berani dari tentara Inggris-Belanda. Tetapi kekuatan
senjata tak berbanding. Tank Inggris bermaharajalela di jalan raya, meriam
besar mereka tak ada lawannya. Kapal terbang dan kapal perang amat leluasa.
Walaupun begitu tak sedikit tank yang ditangkap, kapal perang ditenggelamkan,
dan kapal terbang ditembak jatuh oleh prajurit kita. Bermacam-macam senjata,
seperti pistol, senapan mitraliur, meriam dll dirampas oleh rakyat jelata
dengan bambu runcing, golok dan tinju saja.
SI TOKE : Jadi rupanya rakyat Indonesia
dengan tombak bambu, golok dan tinju melawan Inggris-Nica-Jepang yang
bersenjata modern buat tentara darat, laut dan udaranya!
SI PACUL : Tetapi ada senjata yang tak ada pada
mereka dan ada di pihak kita.
SI TOKE : Apa Cul?
SI PACUL : Kebenaran! Keadilan! Akhirnya, Rakyat
Murba!
A. DIPLOMASI
dan DIPLOMASI
SI PACUL : Aku yakin bahwa kita dalam kebenaran
dan keadilan. Aku juga percaya bahwa rasa kebenaran dan keadilan yang ada
bersarang dalam hati sanubari rakyat di negara luar, akhirnya kan menyambut teriak kebenaran dan keadilan
dari pihak kita. Lagipula kita sudah yakin bahwa Rakyat Murba kita tak
menghitung laba rugi lagi dalam melaksanakan perasaan kebenaran dan keadilan
itu. Tetapi diplomasi apa yang mesti kita jalankan supaya perjuangan rakyat
sekarang ini berhasil, inilah yang saya ingin dengar dari Tuan sekalian yang
hadir di sini.
SI TOKE : Memang diplomasi itu penting sekali.
Denmas memang beradik berkakak dengan diplomasi. Cobalah bentangkan paham
Denmas perkara diplomasi itu lebih dahulu.
DENMAS : Yang menjadi dasar diplomasi itu buat
saya ialah kekuatan kita sendiri. Diplomasi itu mesti kita jalankan menurut
kekuasaan kita sendiri, berbanding dengan kekuatan musuh. Kekuatan kita seperti
sudah dijelaskan tadi, di udara, di laut, di darat adalah kurang sekali
daripada musuh.
SI TOKE : Jadinya kita mesti bertekuk lutut lebih
dahulu? Kemudian tunggu saja apa yang dihadiahkan oleh Sekutu kepada kita?
DENMAS : Oh, tidak.... tidak persis begitu!
SI PACUL : Jadi bagaimana persisnya Denmas?
DENMAS : Sebab dengan kekerasan kita agak susah
mendapatkan pengakuan dari negara luar, maka diplomasi kita juga mesti
disandarkan atas simpati luar negeri.
Bersambung...