Sumber Gambar : Tan Malaka |
I I. Kemungkinan
SI GODAM : Laba rugi dalam suatu perjuangan itu
memang mesti diakui lebih dulu sebelum perjuangan itu dilakukan.
SI PACUL : Bagaimana kemungkinan itu buat kita,
Dam?
SI GODAM : Kemungkinan itu mesti dihubungkan
dengan beberapa perkara yaitu: 1. perkara bumi iklim (geografi) 2. keadaan
internasional 3. cacah jiwa (man power) 4. kebatinan (moral) 5. kemiliteran 6.
kecerdasan 7. disiplin 8. persatuan 9. organisasi
SI TOKE : Jadi semuanya ada 9 (sembilan) perkara
yang mesti kita periksa.
SI GODAM : Sebenarnya lebih! Tetapi buat
sementara cukuplah yang 9 itu. Maksud kita dalam brosur ini juga bukan
mengadakan penyelidikan yang sempurna. Melainkan buat memberi petunjuk
sekadarnya saja. Penyelidikan yang lebih dalam dan lebih luas boleh diadakan di
lain tempat dan di lain tempo.
SI PACUL : Cobalah periksa perkara itu satu
persatunya.
SI GODAM : Dalam garis besarnya boleh dikatakan
bahwa empat perkara yang bermula menguntungkan kita. Tetapi dalam 5 perkara di
belakang kita banyak mempunyai kelemahan. Untunglah pula kelemahan itu bisa
dilenyapkan sama sekali, asal saja kita mengerti dan mau.
SI TOKE : Mulailah memeriksa!
SI GODAM : Tidak perlu diperpanjang lagi bahwa
bumi iklim membantu kita dalam perjuangan. Bumi iklim kita membiarkan padi,
ubi, sayur tumbuh 12 bulan dalam setahun. Jadi terus-menerus. Sedangkan di hawa
dingin, gandum, sayur itu dibiarkan tumbuh dalam enam bulan saja. Jadinya tak
perlu mengadakan persiapan selama enam bulan bumi beristirahat. Sambil
berjuang, pertanian bisa diteruskan. Pakaian boleh disusutkan kepada sarung dan
celana pendek saja. Tak ada musim dingin yang akan mengirim kita ke liang kubur
kalau tak berpakaian tebal dari bulu domba. Dalam hal menyesuaikan badan ke
hawa kita, sudahlah tentu kita di pihak yang beruntung pula. Sebaliknya musuh
yang dari iklim dingin mesti mengadakan persediaan-persediaan makanan, pakaian
dll lebih dari kita. Lebih susah pula mereka menyesuaikan dirinya dengan bumi
iklim kita yang umumnya panas itu.
SI TOKE : Pendeknya bumi iklim itu, apalagi jendral hujan di bulan duabelas dan satu berada di pihak kita!
SI TOKE : Pendeknya bumi iklim itu, apalagi jendral hujan di bulan duabelas dan satu berada di pihak kita!
SI GODAM : Keadaan Internasional! Walaupun belum
begitu terang, karena kabar amat sedikit yang kita terima, tetapi keadaan
internasional makin lama makin menguntungkan kita. Dalam garis besarnya dunia
sekarang boleh dibelah dua. Pada satu pihak, ialah imperialisme Inggris-Amerika
dengan punakawan yang diangkatnya kembali yakni Perancis dan Belanda yang sudah
kapok tadi. Pada pihak lain ialah Soviet-Rusia di samping beberapa negara kecil
di Eropa yang merasa tertindas dan seluruh bangsa berwarna yang dijajah di Asia dan Afrika. Tetapi imperialisme Anglo- Amerika itu
bukanlah kekuatan bulat dan tetap. Dalam badannya sendiri kapitalisme
Inggris-Amerika itu terbagi atas dua golongan bertentangan, yakni kaum proletar
dan kaum hartawan (borjuis).
SI PACUL : Jadi salahlah pengiraan orang yang
membulatkan saja kekuatan kapitalisme Inggris dan Amerika itu.
SI GODAM : Memang salah! Orang yang berpikir
secara mesin memang tidak atau kurang sekali memperhatikan pertentangan.
Pertentangan itu sehari demi sehari bertambah tajam. Perjuangan Republik Indonesia bukan
“tiada” mempengaruhi pertentangan di dunia luar itu. Percayalah bahwa
kelanjutan perjuangan Indonesia Merdeka akan memperdalam dan memperluas
pertentangan itu. Pertentangan itu mungkin menguntungkan Indonesia .
SI PACUL : Perkara ketiga, cacah jiwa, bagaimana?
SI GODAM : Praktis 70 juta rakyat Indonesia bisa
menggerakkan 14 juta orang. Yang paling kuat buat penyerbuan saja ada 7 juta
orang. Andaikan musuh bisa memasukkan 200.000 serdadunya ke Indonesia, jadi
satu musuh mesti menghadapi 35 orang Indonesia, bulatkan 36 orang. Apa artinya
kelebihan bilangan itu?
SI TOKE : Ya, apa artinya man power, kekuatan
orang itu?
SI GODAM : Andaikan (buat memudahkan berpikir
saja) satu orang Gurkha bersenjata tommy-gun dikepung oleh 35 orang bergolok
dan bambu runcing (andaikan orang Indonesia tak mempunyai granat
tangan, bom pembakar mitraliur, ataupun bedil atau meriam). Yang punya 35 bambu
runcing, yang mengepung satu Gurkha itu bergiliran menurut tiga rombongan.
Tiap-tiap hari selama 24 jam perkelahian terus menerus. Apa akibatnya? Prajurit
Indonesia
bisa tidur dan beristirahat, si Gurkha mesti terus menerus berjaga- jaga.
Tiap-tiap rombongan Indonesia
yang terdiri dari 12 orang itu bisa bergiliran tiga kali sehari untuk menjaga
satu orang Gurkha. Satu giliran 12 orang cuma selama 6 jam. Jadi tiap-tiap
giliran, maka 12 orang Indonesia
cuma perlu bertempur 8 jam saja dan kelak bisa 16 jam sehari mengaso atau
tidur. Sedangkan satu Gurkha satu Inggris atau satu Nica mesti terus menerus 24
jam sehari menjaga 12 golok! Satu hari bisa berjalan dengan beres. Tetapi jika
sampai dua atau tiga hari si Gurkha, Ingggris atau Nica terus menerus menjaga
12 tombak atau golok, maka mereka bisa mati, karena momok golok saja.
SI PACUL : Memang begitu dalam teori! Dan teori
itu penting!
SI GODAM : Kalau teori itu dijalankan dengan
kecerdasan mesti ada akibatnya yang baik. Perkara keempat, kebatinan tak perlu
dituturkan panjang lebar. Laki perempuan, tua muda, orang Indonesia
sekarang tak kalah lagi dengan rakyat yang serevolusinya di dunia ini di zaman
manapun juga. Jadi empat perkara di atas yang amat penting sekali berada di
pihak kita! Memang empat perkara itu lebih susah merombaknya, seandainya empat
perkara itu tidak berada di pihak kita. Karena keempat perkara itu, terlebih
tiga perkara pertama, adalah di luar kekuasaan kita (lebih obyektif).
SI PACUL : Apa artinya di luar kekuasaan kita?
MR. APAL : Memang tak bisa kita mengubah bumi
iklim, keadaan internasional, dan cacah jiwa itu, yaitu secara lekas dan
langsung.
DENMAS : Memang syukurlah semuanya itu ada di
pihak kita. Perkara keempat itu, kebatinan, kalau buat seorang saja memang bisa
diubah. Tetapi kalau untuk 70 juta manusia tentulah mustahil bisa diubah dalam
sehari, sebulan, ataupun setahun. Kini kebatinan itu pun ada di pihak kita.
SI PACUL : Sekarang cobalah selidiki 5 perkara
yang tiada di pihak kita itu!
SI GODAM : Bukan sama sekali di pihak kita.
Jangan kau salah mengerti, Cul. Sebagian ada di pihak kita. Tetapi memang
kurang! Jadi perkara kelima, kemiliteran: kurang menyenangkan. Pertama, opsir
yang sungguh menerima ilmu kemiliteran amat kurang sekali. Tetapi nyata di mana
ada, opsir itu bisa dipakai. Walaupun “dai-dancho” cap Jepang cuma mendapat
latihan beberapa bulan saja, tetapi sudah terbukti bisa dipakai dengan hasil
memuaskan. Opsir rendahan latihan Jepang juga amat memuaskan. Apalagi prajurit
biasa! Beberapa prajurit biasa yang sudah pecah sebagai ratna! Sungguh
menggembirakan dan memberi harapan besar buat tentara Republik Indonesia di
hari depan.
SI TOKE : Aku pikir begitu juga. Sudah 22 hari
sampai sekarang kita bisa tahan serangan serentak dari darat, laut dan udara
Inggris. Dengan pompa air saja dulu Belanda bisa mengacau- balaukan rakyat
berkumpul. Teruskan Dam!
SI GODAM : Latihan juga amat pendek. Tetapi juga
memuaskan. Yang tidak memuaskan tentulah persenjataan. Di laut kita tak
berdaya. Di udara kita tak bisa bikin apa-apa. Terhadap mortir, tank, dan
kereta baja kita dengan keberanian luar biasa saja bisa mendapat satu dua
kemenangan. Pabrik senjata kita tak punya. Kita belum bisa bikin tank, meriam,
kapal perang, dan kapal terbang.Walaupun ada barang kita buat dijual kita tak
punya hubungan dengan dunia luar buat jual beli.
DENMAS : Memang semua itu masih terlampau kurang!
Tetapi senjata penting buat rakyat, yang sudah mulai kita bikin sendiri.
SI TOKE : Perkara keenam, kecerdikan, bagaimana?
SI GODAM : Bukti saja! Ketika Nica bersarang dan
menyerang di Kebayoran, maka berduyun-duyun rakyat Banten datang menyerbu.
Mereka datang dalam rombongan, biasanya dikepalai oleh seorang Kyai. Tetapi
satu rombongan sampai di Kebayoran menyerbu menang dan usir musuh dari
bentengnya. Rombongan menang tadi kembali ke desanya dan tinggalkan benteng
begitu saja. Kemudian Nica itu masuk kembali. Pasukan lain dari Banten datang
pula menyerbu, menang...... kembali ke desa. Nica kembali! Demikianlah
seterusnya, tak ada pergabungan (koordinasi) di antara pasukan dan pasukan
kita. Tak pula ada “rencana” yang mesti pasti dijalankan dengan tanggung jawab
yang pasti dan serempak.
MR. APAL : Sungguh banyak contoh yang membuktikan
kekurangan kita dalam hal “kecerdikan” menyusun dan mengerahkan tenaga dan
senjata peperangan itu. Di sini kita bisa mengadakan perubahan besar.
SI GODAM : Disiplin! Tentulah ini jiwanya suatu
organisasi dan perjuangan. Tak perlu kita panjangkan uraian ini. Disiplin itu
mesti berupa hubungan bapak dan anak, kakak dan adik. Tetapi bagaimana juga
sifat disiplin itu mesti ada! Perintah dari pimpinan itu mesti dijalankan
dengan baik. Kalau tidak mesti timbul kekacauan. Tiap orang akan bertindak
sendiri-sendiri menurut tempo, tempat, dan cara yang ditentukan masing-masing.
Perkara tata tanggung jawab, perkara memberi dan menerima perintah, perkara
menjatuhkan dan menerima hukuman (disiplin) masih banyak sekali yang mesti
diperhatikan. Tetapi dengan kelemahan disiplin kita itu, heran juga kita
melihat hasil perjuangan yang begitu mengagumkan. Apalagi pula kalau disiplin
itu dipererat. Perlukah sekarang saya rundingkan perkara kedelapan, persatuan?
SI TOKE : Dalam garis besarnya perlu juga!
Persatuan yang rapi antara pulau dan pulau amat terganggu. Itu tak
mengherankan. Kita tak mempunyai armada yang kuat menjaga persatuan itu.
Alangkah kuatnya Indonesia
kalau armada buat memelihara persatuan itu ada! Sekarang persatuan Jawa,
Sumatera, Kalimantan, Sulawesi , dan Maluku
cuma dalam batin saja. Seberang yang sana
jiwa hasratnya dengan Jawa dengar dari jauh bagaimana Jawa bertindak dan ambil
pula tindakan semacam itu. Rencana bersama dibikin bersama dan dijalankan
bersama serentak tak bisa dilakukan sekarang! Jangankan persatuan antara
seberang dan Jawa! Antara provinsi dan provinsi saja di Jawa ini, malah antar
daerah dan daerah (keresidenan) masih banyak kekurangan. Yang tak kurang
menyedihkan pula ialah persatuan berembuk dan bertindak antara jabatan Negara.
Kurang adanya persatuan Pemerintah Pusat dan Rakyat. Kurang persatuan
Pemerintah Pusat dan Provinsi atau Daerah. Kurang persatuan antara Jabatan
Politik. Jabatan Pertahanan Perekonomian di pusat, di provinsi ataupun kota .
SI PACUL : Sesudah kau sebut semuanya itu menjadi
kusut hatiku, Dam. Akupun bisa tambah dengan beberapa contoh. Betapa tipisnya
semangat kerja sama di antara awak sama awak. Belakangan ini ada penyakit baru:
curiga mencurigai, tuduh menuduh, dan tangkap menangkap, culik menculik.
SI TOKE : Memang itu kemenangan musuh sampai
sekarang! Daerah yang diduduki hampir tak ada artinya selama kita bersatu.
Tetapi kalau racun perpecahan itu terus bermaharajalela di dalam barisan kita,
maka akan berlaku kebenaran pepatah: “Bersatu kita kokoh berpecah kita roboh.”
MR. APAL : Mata-mata musuh itu memang satu bahaya
yang mesti dibasmi. Tetapi janganlah “kecurigaan semata-mata” (kecurigaan
melulu) yang menjadi dasar penyelidikan. Dasar kecurigaan melulu itu dari
seseorang ke orang lain, tentulah menimbulkan kecurigaan si lain itu terhadap
seseorang tadi pula, begitulah tak akan ada lagi orang yang percaya pada yang
lain malah pada dirinya sendiri. Dalam hal itu kecurigaan menjadi penyakit yang
tak terbasmi lagi dan memudahkan pekerjaan musuh yang selalu mengintai-intai
saja, buat mengadudomba awak sama awak. Akhirnya kita sama kita akan bertempur
seperti di zaman lampau.
SI TOKE : Bagaimana membasmi penyakit curiga
mencurigai itu?
MR. APAL : Beranikanlah hati melihat tiap-tiap
warga itu sebagai teman seperjuangan. Tenangkan pikiran menghadapi “bukti” yang
dituduhkan terhadap seseorang Indonesia ,
apalagi kalau ia seorang yang pernah atau sedang bertempur di garis depan atau
seorang pemimpin. Pisahkanlah tuduhan seseorang yang maksudnya cuma menaikkan
diri sendiri dengan jalan menurunkan orang lain! Periksalah semua tuduhan
dengan teliti. Baru kalau sah buktinya, jatuhkan hukuman yang sepadan dengan
kesalahannya. Cuma kalau seorang Indonesia dalam suatu pertarungan
mengerjakan pekerjaan penghianat maka dia dilayani secara kita melayani
pengkhianat dengan tangkas dan hebat. Jika masih ada tempo mesti diadakan
pemeriksaan yang seksama, sekali-kali kehormatan si tertuduh tak boleh
diganggu.
DENMAS : Memang kita bertarung buat kehormatan Indonesia
sebagai bangsa dan negara. Marilah lebih dahulu kita menghormati tiap-tiap
warga negara republik, malah tiaptiap manusia!
SI PACUL : Delapan perkara sudah kau ajukan Dam!
Kurasa betul bahwa empat perkara yang amat menguntungkan kita ialah: perkara
bumi iklim, keadaan internasional, cacah jiwa, dan kebatinan. Benarlah pula
bahwa lima
perkara di belakangan, yakni perkara “kemiliteran, kecerdasan, dan organisasi”
masih belum memuaskan sama sekali.
SI TOKE : Tetapi Godam, belum lagi engkau
menguraikan organisasi.
SI GODAM : Sebenarnya perkara organisasi berseluk
beluk juga dengan kemiliteran kita, kecerdasan, disiplin, dan persatuan.
Berhubung dengan itu, maka kelemahan yang masuk dalam empat perkara tersebut
masuk juga ke dalam kelemahan organisasi. Lagipula organisasi itu mengandung
banyak perkara lain-lain yang amat penting artinya buat perjuangan. Sebab itu
baiklah berikan pemandangan teristimewa tentang organisasi itu.
Bersambung...