Sang founding father, Rumah Juang Demokrasi - Sukarno dilahirkan di Lawang
Seketeng, Surabaya. Ibundanya bernama Ida Ayu Nyoman Rai, seorang penganut
Hindu. Koesno, panggilan Sukarno semasa kecil, selalu mendapat cerita-cerita
bijak dan kepahlawanan dari sang bunda. Nilai-nilai kepemimpinan ditanamkan
sejak dini dan tak hentinya, ibunya memotivasi Sukarno bahwa dirinya kelak
menjadi pemimpin sehingga ia menyebut putra semata wayangnya dengan sebutan
Putra Sang Fajar. Sukarno adalah anak lelaki satu-satunya. Ia merupakan anak
bungsu. Kakak kandungnya bernama Soekarmini.
Foto: Akun Instagram Sabda Perubahan |
Sukarno lahir tepat saat
Gunung Kelud meletus. Sang Ayah bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo, keturunan
Sultan Kediri, adalah seorang guru yang tertarik akan dunia filsafat dan gemar
menonton wayang kulit. Perkenalan akan ilmu filsafat dan kisah pewayangan yang
diturunkan dari sang ayah tersebut, memengaruhi pertumbuhan jiwa Sukarno.
Sejak remaja, Sukarno
tenggelam dalam dunia buku. Ia mendapatkan akses untuk membaca di perpustakaan
kemungkinan besar dari sang ayah. Saat melanjutkan studi ke HBS (Hoogers Burger School) di Surabaya,
Sukarno dititipkan ayahnya ke H.O.S. Tjokroaminoto. Di rumah Tjokroaminoto yang
merupakan tempat kos Sukarno di di Jalan Peneleh itulah, Sukarno berjumpa
dengan tokoh-tokoh nasional dan mendapatkan ideologi Sosialisme dan Islam dari
sang guru, yakni Tjokroaminoto.
Sukarno tumbuh dari akar budaya Jawa yang kuat dan lingkungan yang mendukung kemajemukan, baik keberagaman suku, paham, pikiran, dan agama. Dari pergaulan yang lintas batas itulah, ia membangun fondasi Indonesia dengan asas Pancasila. Dan, bersama dengan kawan-kawan seperjuangan yang memiliki visi kebangsaan yang sama, yakni mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, dan berdaulat, seperti Mohammad Hatta, ia memerdekakan bangsa ini dari penjajah.
Terima kasih atas kunjugan dan komentar pada kiriman ini. ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic