Buku Ini Menanggapi Dan Menunjukkan Bahwa Ateisme Filosofis Itu "Gagal"

Sedikit menyinggung model ateisme Camus, RumahJuang Demokrasi - Ateisme abad ke-19 dan 20 lebih bersifat 'ideologis' dan bukan ilmiah. Marx/Marxisme memandang agama adalah sebuah ideologi, "sebuah candu rakyat". Manusia melarikan diri ke dunia khayalan karena dunia nyata menindasnya (h.72). Bagi Sigmund Freud, agama itu sebuah ilusi infantil (kekanak-kanakan) dan neurosis kolektif masyarakat.
Foto: Akun Instagram Sabda Perubahan

Agama membuat manusia membawa diri seperti anak kecil: Ia menghadapi masalah-masalah nyata dengan 'wishful thinking'. Masyarakat pun menjadi neurosis karena ketakutan yang berlebihan akan Allah atau "ayah super" (h.84-92). Sedangkan Fuerbach lebih melihat Tuhan dan agama itu hanya proyeksi, hasil pikiran manusia semata (h.65). Bagi Nietzsche, Allah, tepatnya kematiannya, merupakan "peristiwa baru paling besar". Dan Nietzsche sendirilah pemaklum kematian Allah itu: "Tuhan telah mati!" Agama menurut Nietzsche hanya sentimen manusia yang hidup dan kalah, maka mengharapkan, sesudah hidup ini, kemenangan di alam baka.

Baca juga: Kata-kata Harus Bebas Dari Penjajahan Pengertian

Nietzsche mengkritik agama, khususnya Gereja, yang selama waktu panjang mengalami kebobrokan moral (h.83). Sartre sendri - mirip Nietzsce – mengusung eksistensialismenya. Sartre membalikkan kalimat teramasyur Ivan (novel The Brothers Karamazov), yang ditulis oleh Dostoevsky: "Kalau Tuhan tidak ada, semuanya boleh". Sartre mengatakan "Kalau Tuhan ada, manusia kehilangan otentisitas dan kebebasannya".

Adanya Tuhan membuat manusia selalu merasa bersalah, bedosa, dan terus diawasi, kata Sartre (h.95). Albert Camus justeru melihat dunia ini dipenuhi penderitaan dan ketakutan. "Kalau Tuhan memang Maha Kuasa mengapa Dia membiarkan semua kejahatan dan penderitaan terjadi didunia ini?".

Buku ini menanggapi dan menunjukkan bahwa ateisme-ateisme filosofis itu "gagal" membuktikan diri sebagai ajaran atau teori yang sah.

Disadur dari; Review Buku: Menalar Tuhan, Franz Magnis Suseno.
Previous
Next Post »

Terima kasih atas kunjugan dan komentar pada kiriman ini. ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic

Thanks for your comment