Pramoedya Menggambarkan Nyai Ontosoroh (Yang Memiliki Nama Asli Sanikem)

Pemikiran Pramoedya Ananta Toer, Rumah Juang Demokrasi - Sebagai perempuan pribumi, Jawa tulen, dengan kecerdasan, kecakapan, dan pemikiran yang jauh melampaui perempuan sebangsanya, bahkan perempuan Eropa sekalipun. Sebutan ‘Nyai’ disandangnya karena ia adalah gundik, atau perempuan pribumi yang dikawini pria Belanda tanpa ikatan pernikahan yang sah. Jikalau ia seorang yang bukan pribumi (perempuan Indo, atau Eropa misalnya), tentu sebutan yang berkonotasi negatif itu tak akan disandangnya. Pernah suatu ketika Minke enggan menemui Nyai Ontosoroh dan putrinya, karena adanya anggapan miring masyarakat bahwa ia seorang ‘Nyai’. Lalu, ia teringat atas pesan sahabatnya, Jean Marais, pegiat seni berkebangsaan Prancis, “Seorang terpelajar harus juga berlaku adil, sudah sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan”. Nasehat itu ia resapi, dan mulailah ia membuka diri dan melihat Nyai Ontosoroh beserta keluarganya dari kacamata yang lebih luas, bukan semata – mata atas pandangan orang lain.
Foto: Akun Instagram Sabda Perubahan

Nyai Ontosoroh, dengan harta dan akses ilmu pengetahuan yang ia dapatkan, berusaha untuk membalik stereotype yang selama ini begitu melekat di masyarakat – bahwa ia seorang gundik dan menggadaikan nilai kesusilaan demi harta dan kawin dengan orang Eropa. Nyatanya, menjadi gundik bukan keinginannya. Ia sendiri ‘dijual’ oleh ayahnya kepada Tuan Herman Mellema dengan iming – iming beberapa keping gulden dan kenaikan pangkat, dari juru tulis menjadi juru bayar perkebunan.

Baca juga: Sosok Sutan Sjahrir Sebagai Sosialis Tulen (Perdjoeangan Kita)

Transformasi seorang Sanikem yang lugu dan tak berdaya menjadi seorang Nyai Ontosoroh yang kuat dan berkuasa bukan tanpa rintangan: ia kerap menjadi bahan cibiran masyarakat (ingat, masyarakat menganggap ia hanya seorang ‘Nyai”). Namun berkat tekatnya yang kuat dan diliputi dendam pada orang tua dan masyarakat yang menghakiminya, ia mampu memimpin bahkan mengembangkan perusahaan suaminya, yang sebagian besar sahamnya atas namanya sendiri. Ia begitu gigih dan disiplin pada dirinya sendiri, karena ada satu tujuan yang ingin ia capai, merenggut kembali kehormatannya.

Previous
Next Post »

Terima kasih atas kunjugan dan komentar pada kiriman ini. ConversionConversion EmoticonEmoticon Off Topic

Thanks for your comment